Kenali Tanda-Tanda Kekerasan Seksual terhadap Anak dan Remaja

Posting Komentar

Kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada anak remaja seperti tidak ada habisnya. Tidak semua anak berani untuk menceritakan pengalamannya jika ia pernah mengalaminya. Sebagai orangtua, sobat perlu lebih peka untuk bisa mengenali perilaku yang tidak tampak seperti biasanya pada anak dan remaja. Berikut adalah tanda-tanda kekerasan dan pelecehan seksual pada anak dan remaja yang harus sobat perhatikan dan waspadai.

seksual

Apa aja bentuk kekerasan seksual pada anak?

Merujuk data Komisi Perlindungan Anak (KPAI) tahun 2015, tercatat ada 21,6 juta kasus pelanggaran hak anak sepanjang tahun 2010-2014. Dari jumlah ini, 58 persennya dikategorikan sebagai kejahatan seksual yang diikuti oleh pembunuhan.
Kekerasan seksual dapat berupa kekerasan fisik maupun non fisik, berikut di antaranya:

1.    Kekerasan Seksual pada Anak  secara Fisik
    •    Menyentuh area intim atau kemaluan anak untuk memenuhi gairahnya.
    •    Membuat anak menyentuh bagian privat atau kemaluan pelaku.
    •    Membuat anak ikut bermain dalam permainan seksualnya.
    •    Memasukkan sesuatu ke dalam kemaluan atau anus anak.
2.    Kekerasan pada Anak Non Fisik
    •    Menunjukkan hal-hal yang bersifat pornografi pada anak, entah itu video, foto, atau gambar.
    •    Menyuruh anak berpose tidak wajar.
    •    Menyuruh anak untuk menonton video porno.
    •    Mengintip atau menonton anak yang sedang mandi atau sedang berada di dalam toilet.

Apa aja bentuk pelecehan Seksual pada Anak dan Remaja?

Dikutip dari Komnas Perempuan, pelecehan seksual merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang disampaikan melalui kontak fisik maupun non fisik, yang menyasar pada bagian tubuh seksual atau seksualitas seseorang.

Pelecehan seksual terhadap anak atau siapapun bukan semata tentang seks. Inti dari masalah ini adalah penyalahgunaan kekuasaan atau otoritas. Pelaku mungkin mencoba untuk meyakinkan korban bahwa perilaku pelecehan yang ia lakukan sebenarnya adalah ketertarikan seksual dan keinginan romantis semata. Kebanyakan pelecehan seksual dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan. Namun, ada juga kasus pelecehan perempuan terhadap laki-laki, dan juga dengan sesama jenis (baik sesama laki-laki maupun perempuan).

Jenis-Jenis Pelecehan Seksual

Menurut kategorinya, pelecehan seksual pada anak remaja atau siapapun dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Pelecehan gender:
Pernyataan dan perilaku seksis yang menghina atau merendahkan jenis kelamin. Termasuk komentar yang menghina, gambar atau tulisan yang merendahkan, lelucon cabul atau humor tentang seks pada umumnya.
2. Perilaku menggoda
Perilaku seksual yang menyinggung dan tidak pantas. Seperti mengulangi ajakan seksual yang tidak diinginkan, memaksa untuk kencan, mengirimkan surat dan panggilan telepon yang tak henti-henti meski sudah ditolak.
3. Penyuapan seksual
Permintaan aktivitas seksual atau perilaku terkait seks lainnya dengan janji imbalan. Rencana mungkin dilakukan secara terang-terangan atau secara halus.
4. Pemaksaan seksual
Pemaksaan aktivitas seksual atau perilaku terkait seks lainnya dengan ancaman hukuman. Contohnya seperti evaluasi kerja yang negatif, pencabutan promosi kerja, dan ancaman pembunuhan.
5. Pelanggaran seksual
Pelanggaran seksual berat (seperti menyentuh, merasakan, atau meraih secara paksa) atau penyerangan seksual.
Menurut perilakunya, pelecahan seksual dibagi menjadi 10 jenis, yaitu:

•    Komentar seksual tentang tubuh
•    Ajakan seksual
•    Sentuhan seksual
•    Grafiti seksual
•    Isyarat seksual
•    Lelucon kotor seksual
•    Menyebarkan rumor tentang aktivitas seksual orang lain
•    Menyentuh diri sendiri secara seksual di depan orang lain
•    Berbicara tentang kegiatan seksual sendiri di depan orang lain
•    Menampilkan gambar, cerita, atau benda seksual

Dampak kekerasan pada Anak dan Remaja

Kekerasan serta pelecehan seksual terhadap anak remaja tidak hanya berdampak pada masa sekarang. Namun juga bisa berpotensi bahaya untuk masa depannya. Berikut beberapa dampak yang perlu Anda ketahui:
1. Dampak kekerasan terhadap anak pada tumbuh kembangnya
2. Dampak kekerasan pada anak terhadap kesehatan mentalnya

Apa yang bisa dilakukan Orang tua jika Anak mengalami kekerasan Seksual?

Sebagai orangtua yang telah menyadari adanya kekerasan atau pelecehan seksual pada anak, tetap tenang dan Jangan sekali-kali menyalahkan anak karena akan membuatnya semakin terpuruk.
Berikut langkah bijak yang sebaiknya dilakukan orangtua:

1. Tetap tenang dan berikan rasa percaya

Anak akan melihat perilaku Anda sebagai isyarat bahwa mereka akan baik-baik saja.
Kekerasan dan pelecehan seksual pada anak dapat mengubah pandangan anak terhadap dunia, terutama jika terjadi di usia remaja.
Namun, terlepas dari seberapa hancur hati Anda, yakinkan anak bahwa ia akan baik-baik saja. Katakan bahwa tidak ada yang berubah darinya. Katakan bahwa ia masih sama seperti yang dulu.

2. Berikan rasa aman

Memulihkan rasa aman pada anak merupakan hal yang sangat penting. Kekerasan dan pelecehan seksual pada anak dapat membuatnya kehilangan kontrol sehingga merasa ketakutan bahkan di rumah sendiri.
Maka dari itu, katakan padanya bahwa Anda akan selalu berada di sisinya. Sampaikan juga bahwa tidak semua orang bersikap jahat. Yakinkan bahwa di dunia ini masih banyak orang baik.
Hal ini dilakukan agar anak tidak merasa insecure di kemudian hari saat misalnya ia harus kembali berkegiatan di luar rumah.

3. Jangan biarkan anak menyalahkan diri

Buatlah anak percaya bahwa bukan dia yang menyebabkan terjadinya kekerasan atau pelecehan seksual.
Katakan ia tidak bisa disalahkan karena tidak mengetahui bahwa peristiwa itu akan terjadi. Hal ini untuk menghindari terjadinya depresi pada anak terutama remaja.
Banyak juga orangtua yang menyalahkan anak karena menyembunyikan peristiwa tersebut atau tidak memberi tahu lebih cepat.
Ingat, anak memiliki beban psikologis tersendiri seperti ketakutan pada dirinya yang telah dijelaskan.

4. Minta bantuan ahli

Pertama-tama, tenangkan diri Anda dan selidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan bertanya kepada anak mengenai rangkaian peristiwa yang telah dialami olehnya.
Jika anak sudah memberikan diri untuk menceritakan traumanya, segera laporkan ke pihak berwajib dan minta untuk menjalani visum di rumah sakit.
Selanjutnya dokter dapat merancang rencana perawatan fisik dan terapi khusus untuk memulihkan kondisi anak.
Menangkap pelaku kekerasan dan pelecehan seksual memang penting. Namun, memulihkan kondisi kejiwaan anak seperti semula jauh lebih penting.
Untuk itu, fokuslah pada pemulihan anak Anda dan dampingi selalu agar ia merasa aman dan dilindungi.

 
Sumber : https://hellosehat.com/parenting/remaja/kekerasan-seksual-pada-anak/










Alfiyatun Rochmah
Hello, I'm Alfiya, majoring in accounting in the Computerized Accounting study program at Semarang State Polytechnic. This blog is about my experiences in school, relationships, travel and personal blogs. Most of the content on this blog will be written in Indonesian. Be Enjoy Guys!

Related Posts

Posting Komentar